YESUS ADALAH GEMBALA YANG BAIK
Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik. Kebaikan-Nya dibuktikan dengan Dia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Sehingga kita domba-domba-Nya pasti akan selamat. Yohanes 10:9 dan 11 mengatakan, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. … Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” Yesus adalah Gembala yang baik, jika kita renungkan Dia sebagai Gembala mau mati untuk domba. Sebenarnya sangat tidak sebanding harga nyawa domba dibandingkan dengan nyawa gembalanya. Namun itu yang sudah Tuhan kerjakan bagi domba-domba-Nya. Sebagai domba tidak mungkin kita dapat membalas pengorbanan nyawa gembala. Namun yang dapat dikerjakan domba adalah mau menurut suara Gembala, yaitu suara Firman Tuhan.
Selain disebut segala Gembala yang baik, Yesus juga disebut sebagai Pintu. Kita tahu bahwa pada saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka pintu Eden tertutup dengan dijaga kerub dengan membawa pedang. Yesus adalah Gembala yang sudah rela terkena "pedang”, Dia mati di kayu salib, sehingga kita domba-domba gembalaan-Nya sekarang dapat masuk ke Eden rohani, kota Yerusalem baru. Barangsiapa masuk melalui Yesus, pasti selamat. Ini menjadi jaminan bagi kita, bahwa keselamatan di dalam Yesus bukan sesuatu yang "mungkin” atau "semoga” tetapi suatu kepastian.
Domba-domba itu akan masuk dan keluar melalui pintu di bawah pimpinan Gembala. Gembala itu akan membawa kawanan domba-Nya keluar untuk mendapatkan padang rumput yang hijau. Ini artinya Gembala itu menyediakan rumput yang subur, suatu makanan Firman Tuhan dengan berlimpah bahkan juga berkat secara jasmani dengan melimpah. Dikatakan dalam Yehezkiel 34:13-15, "Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Di dalam penggembalaan-Nya kita akan dapat berbaring dengan tenang, ini artinya hidup kita akan penuh dengan kebahagiaan, baik di dalam nikah, dalam keluarga maupun dalam kehidupan kita secara pribadi. Semuanya ini dapat kita rasakan karena Tuhan menjadi pertolongan kita, Dia menjadi Penjaga kita yang tidak pernah terlelap. Dia akan menjaga keluar dan masuk kita, Dia menjaga dari segala kecelakaan bahkan menjaga nyawa kita. Sebagaimana disebutkan dalam Mazmur 121:2-8, "Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.”
Jika kita mau digembalakan, maka pada saat kita masuk ataupun keluar kita selalu hidup diberkati. Ulangan 28:6 menyebutkan, "Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.” Kebahagiaan dan sukacita yang Tuhan berikan, melebihi kebahagiaan orang-orang dunia. Sehingga kita akan merasakan ketenteraman, kita dapat membaringkan diri dan diam dengan aman. Dikatakan dalam Mazmur 4:7, "Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur. Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.”
http://www.papma-kasih.org/khotbah/kut-231016.aspx
Tags
apologet